Halaman

Senin, 16 April 2012

Arti dan Cerita dibalik Motif Batik

Warna dalam motif batik banyak mengacu pada warna yang bisa memberikan / menimbulkan informasi berbagai rasa bagi si pemakainya dan yang melihatnya. Warna dasar motif batik klassik Jawa pada awalnya dapat kita temukan sebagai berikut:
1. Warna coklat. Warna ini dapat membangkitkan rasa kerendahan diri, kesederhanaan dan mem”bumi”, kehangatan, bagi pemakainya. (Lihat foto3)

Parang Penggede. Bunga yang sedang merekah dan kupu besar yang indah, melambangkan  “kebesaran” pemilik / pemakainya (foto 3)
Dalam pemakaiannya warna coklat terutama, sering kita temukan dalam motif-motif semen (lihat foto 2). Dalam motif parang, juga digunakan warna coklat. (lihat foto3)
Motif Semen merupakan salah satu motif indah yang sering kali dipenuhi dengan makna dan arti yang dapat kita temukan dalam Falsafah Jawa. Suatu motif yang pada saat ini juga hanya dimiliki oleh pemilik dompet tebal. Hal ini terjadi karena untuk menciptakan motif semen biasanya memerlukan waktu yang cukup lama. Biasanya motif ini dilukiskan dua kali, baik dari luar dan maupun dari dalam. Juga pengisian cecek yang harus dilukiskan satu demi satu. Sehingga pembuatan satu kain panjang bisa memakan waktu  lebih dari 6 bulan.

2. Warna biru tua. Rasa ketenangan, effekt kelembutan, keichlasan dan rasa  kesetiaan biasanya dapat ditunjukkan melalui pemakaian warna ini. Warna biru biasanya dapat kita temukan dalam motif batik klassik dari Yogyakarta. Lihat dalam motif Modang di bawah ini. Sebuah motif yang di sekeliling kain jariknya dilukiskan bentuk-bentuk parang tuding. Dalam kain panjang ini didasari dengan warna biru. Di dalamnya diisi dengan motif ganggong ranthé, sejenis bunga.

Motif Modang dengan isen ganggong ranthe (foto 4)

3. Warna putih, yang juga muncul dalam motief Yogyakartan, menunjukkan rasa ketidakbersalahan, kesucian, ketentraman hati dan keberanian serta sifat pemaaf si pemakainya. (foto 5) .

Membaca tentang makna warna seperti yang tersebut di atas, sangatlah dapat dimengerti mengapa motif Sido Asih ini dikenakan dalam upacara pernikahan adat. Menilik dari pemakaian warna putih tersirat harapan bahwa calon pengantinnya di kemudian hari akan selalu dilimpahi dengan kasih dan sayang dalam kehidupan berumah tangganya. (foto 5)


Sido Asih / Semen Calo / Gunung Sari latar pethak. (foto 5)


4. Dari warna-warna yang terdapat dalam motif batik juga terdapat warna yang kehitam-hitaman. Sesungguhnya warna hitam yang dimaksudkan merupakan suatu warna biru yang sangat tua. Sehingga tampak seperti hitam. Suatu warna yang seringkali memberikan gambaran yang negative.
Tetapi dalam dunia perbatikan orang mengambil segi positif dari yang biasanya bermakna negative. Jadi warna hitam dalam batik melambangkan antara lain  suatu kewibawaan, keberanian, kekuatan, ketenangan, percaya diri dan dominasi.
Dalam motif itu diperlihatkan berbagai jenis binatang, suatu keaneka ragaman dalam kehidupan yang toch pada akhirnya dapat saling bertenggang rasa.

Motif batik Alas-alasan latar irengan (foto 6)
Jadi bila seseorang mengenakan motif batik tertentu itu bukan saja berarti bahwa yang bersangkutan  hanya ingin memperlihatkan betapa indahnya motif batikannya tetapi juga sekaligus ingin dan dapat memperlihatkan fungsi dan kedudukannya dalam masyarakat yang berlaku. Juga melalui motif batik yang dikenakannya akan tersirat harapan dan makna ungkapan perasaannya. Dan dengan mengenakan motif tertentu si pemakai juga ingin menyampaikan pesan, karena motif-motif tersebut tidak terlepas dari pandangan hidup pembuatnya/ pemakainya.
Juga dari pemilihan pemberian nama tentang nama motif batik sangat berkaitan erat dengan suatu harapan dan tujuan hidup dari pembuatnya.
Misalnya: Motif Lintang Trenggono; Motif  Gringsing Buketan

Lintang Trenggono (Bintang yang berkilauan, foto 6)
Dalam Motif Lintang Trenggono dilukiskan kehadiran binatang-binatang malam yang bermunculan seiring dengan  gemerlapannya cahaya  bintang-bintang di angkasa raya. Dari si pemakainya diharapkan dapat menggambarkan betapa  puas dan bahagianya (terbebas dari beban berat) hati si pemakai dalam menikmati kehidupan malam yang penuh dengan gemerlapannya bintang di angkasa raya. Motif ini biasanya dikenakan dalam resepsi-resepsi.


Motif Gringsing Buketan (foto 7)
Dalam motif gringsing digambarkan sisik ikan yang menjadi latar belakang buketan (bouquet), ikatan bunga yang indah. Setiap sisik ikan dilukiskan dengan warna putih dengan garis pembatas warna soga (coklat) dan  diisi dengan cecek. Si pemakai mengharapkan keindahan, keharuman dan kebesaran bagaikan bunga dalam motif yang juga disertai dengan kekayaan yang tak terhitungkan, seperti jumlah sisik ikan yang ada dalam motif itu.
Dua motif di atas saya memberikan gambaran betapa luasnya makna yang terkandung dalam motif batik klassik Jawa.

4 komentar:

  1. wah ternyata makna batik macem2 ya,saya aja yang orang SOLO asli malah kurang tahu sampai sejauh itu,,
    nice info..^_^

    salam kenal dari EPICENTRUM

    mampir dan followback ya,buat namabh teman,maksih..^_^

    BalasHapus
  2. Wahhh info yang sangat bermanfaat. makasih ya.. :)

    lam kenal..
    followback juga ya.. matur nuwun. :)

    BalasHapus
  3. salam sukses gan, bagi2 motivasi .,
    Bersabarlah dalam bertindak agar membuahkan hasil yang manis.,.
    ditunggu kunjungan baliknya gan .,.

    BalasHapus