Halaman

Selasa, 10 April 2012

Demam Batik Bola Serang Samarinda




SEJAK ditetapkan sebagai warisan budaya (The World Cultural Heritage of Humanity from Indonesia) oleh UNESCO September 2009, batik makin digemari masyarakat Indonesia. Sekarang, bukan etnis atau golongan usia tertentu saja yang mengenakan jenis busana ini. Mulai orang tua, anak-anak hingga kawula muda merasa nyaman berbatik. Apalagi bila didesain gaul.
Seiring makin populernya event sepak bola tingkat domestik dan liga Eropa di layar kaca, busana batik pun menjadi sarana kreatif untuk menjadi media kecintaan terhadap klub bola. Salah satu tren fashion terbaru adalah munculnya motif batik bola dari beberapa klub sepak bola terkenal di dunia. Di antaranya, Barcelona, Real Madrid, AC Milan, Manchester United, Manchester City, Chelsea, Jeventus, AS Roma, hingga Liverpool.
Ya, bagi pecinta olahraga sepak bola utamanya usia remaja, batik bola saat ini menjadi pilihan dalam berbusana. “Baju batik bermotif bola akhir-akhir ini menjadi primadona tersendiri, terutama untuk pecinta bola yang terkenal memiliki fanatisme yang tinggi. Motif batik bola ini salah satu bentuk eksistensi batik di era modern,” ujar Zaki, penjaja batik bola di kawasan Balai Kota Samarinda Jalan Kesuma Bangsa.
Dengan balutan motif batik sablon dikombinasi kreatif dengan memadukan motif batik dengan logo-logo klub bola dunia, sambung dia, telah menjadi sesuatu yang unik dan menyita perhatian masyarakat, terutama kalangan remaja. Sudah seminggu ini Zaki memasarkan beragam motif batik berpadu logo klub bola dunia. Seperti Juventus, AC Milan, Liverpool, Barcelona, Chelsea, Manchester United, dan lainnya.
“Walaupun hanya mangkal di sini, saya ingin mengajak anak-anak muda sekarang tampil asyik dengan batik bola. Nah, karena kawasan ini setiap sore ramai warga yang jogging, saya memilih berjualan di sini,” gumam Zaki, lantas tertawa.Warnanya pun disesuaikan warna andalan klub bola itu. Baju batik Barcelona, misalnya, berwarna merah bercampur biru terang ditambah kombinasi warna kuning.
“Motif-motifnya terkesan trendi dan nyentrik. Bahan yang digunakan menggunakan kain katun, sehingga terkesan sangat santai. Tidak hanya dipakai saat ke undangan atau pesta, bahkan bisa digunakan sekadar bergaya sambil nonton pertandingan bola bersama teman,” terang Deden, yang membeli batik bola klub asal Spanyol.
Menurut Zaki, batik bola ini diperoleh dari sejumlah perajin asal Solo dan Pekalongan. Harga yang dipatok untuk satu kemeja mulai Rp 90 ribu sampai Rp 150 ribu, bergantung motif logo klub sepak bola yang ditampilkan.
Zaki menyebut harga tersebut sangat pas untuk kocek kawula muda. Buktinya, kebanyakan pembeli adalah siswa SMA, mahasiswa, hingga pekerja dengan usia 25-40 tahun. Pertama kali dijual di Samarinda, kata dia, tersedia dua lusin kemeja batik bola. Hanya beberapa hari, ludes. Kini, sebulan rata-rata terjual sampai 50-100 kemeja.
Menurutnya, sekarang ini pakaian batik mulai jauh dari kesan formal. Motifnya bisa dibikin apa saja sekreatif mungkin dan tidak ada batas untuk berkerasi tanpa harus patuh dengan pakem-pakem yang ada. (fan/ibr)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar